Simak Penjelasan Pakar: Kenapa Pasir Malang Bisa Menambah Kualitas Warna Merah pada Daun Aglaonema
DOK. KABARESOLO - Mineral yang ada di bebatuan pasir malang jadi penambah kualitas warna merah pada daun aglaonema. |
KABARESOLO.COM - Selera hobiis di Indonesia yakni warna nonhijau pada daun aglaonema, berbeda dengan kebanyakan penduduk Eropa penggemar tanaman hias mereka lebih suka warna hijau karena lebih berkesan alami.
Maka tak heran aglaonema warna nonhijau lebih banyak diburu, beberapa penghobi bahkan mencari cara agar warna daun nonhijau terutama merah lebih terang, jelas, menawan, Sabtu 7 November 2020.
Pasir malang menjadi salah satu jawaban atas hal ini.
Pasir malang merupakan satu di antara beberapa bahan campuran untuk media tanam aglaonema.
Fungsi pasir malang adalah untuk porositas, yakni membantu air untuk mudah mengalir di dalam media tanam, alias airnya ngocor sampai keluar pot tidak menggenang di dalam.
BACA:Â Dari Pasir Malang hingga Akar Pakis: Mengenal Media Tanam Aglaonema Sifat dan Manfaatnya
Trubus Info Kit Vol. 06 terbitan April 2009 berjudul Aglaonema Teknik Bari, Peluang Baru, pada halaman 165 mengupas sedikit tentang fungsi pasir malang.
Pasir malang selain memenuhi fungsi untuk porositas ternyata punya fungsi lainnya yakni menambah kualitas pada warna merah.
DOK. KABARESOLO - Pasir malang merupakan bebatuan gunung berapi yang kecil-kecil yang membantu porositas media tanam aglaonema. |
Pada buku tersebut dijelaskan kalau seorang pekebun asal Medan telah membuktikan hal ini.
Pekebun tersebut mencoba menanam Ag. legacy dengan dua macam media tanam.
Legacy pertama menggunakan pasir malang sementara legacy pot satunya lagi tanpa pasir malang.
Berdasarkan ujicoba tersebut pot Ag. legacy yang menggunakan pasir malang warna merah lebih menyala sedangkan Legacy yang ditanam tanpa pasir malang warna merah pada daunnya lebih kusam.
Masih menurut buku Trubus Info Kit Vol. 06 terbitan 2009 tersebut Ir Edhi Sandra Pakar Fisiologi Tanaman dari Institut Pertanian Bogor menyebutkan kalau pasir malang memang kaya berbagai mineral yang tergolong hara mikro.
Termasuk mineral pendorong warna nonhijau.
CARA LAIN MENAMBAH WARNA NONHIJAU
Sementara itu pada buku berjudul Budi Daya Aglaonema karya Ika Kurniawati, Penerbit Ghyyas Putra, warna nonhijau dilakukan dengan pengaturan cahaya pada tanaman aglaonema bertujuan untuk mengoptimalkan fotosintesis.
Dalam buku itu disebutkan bila proses fotosintesis optimal maka proses metabolisme tanaman menjadi seimbang dan pembentukan plastida nonhijau berjalan lebih baik dan aglaonema tampil makin memikat.
Berdasarkan pengalaman penulis sendiri, sebagian besar tanaman aglaonema mendapatkan panas pagi dan sore.
Panas pagi maksimal sampai pukul 10.00 WIB atau 11.00 WIB kalau dirasa panas masih bisa diterima.
Salah satu caranya yakni dengan ada di area tanaman lalu rasakan panasnya mengenai kulit, kalau kita sendiri kepanasan tidak nyaman apalagi tanaman.
Nah kalau sudah seperti ini langsung saja ditutup dengan paranet.
Penulis menggunakan paranet dengan kerapatan 80 persen ditutup saat siang, sementara sore hari sekitar pukul 15.00 WIB atau pukul 16.00 WIB dibuka kembali.
DOK. KABARESOLO - Seperti ini pasir malang menjadi satu bagian di antara beberapa campuran media tanam untuk aglaonema. |
Dengan cara ini terbukti tanaman bukan hanya sehat, tapi juga memiliki warna yang memikat, beberapa malah cepat tumbuh anakan.
Kekuatan cahaya pernah ditulis di KabareSolo.com pada artikel berikut.
BACA:Â Inilah Dua Cara 'Ekstrem' Memacu Produksi Anakan pada Aglaonema
Cahaya Matahari yang diatur sedemikian rupa bisa membantu meningkatkan metabolisme pada tanaman.
Meski demikian perlu diingat kalau beberapa jenis aglaonema tidak terlalu tahan dengan cahaya Matahari satu di antaranya jenis Cochin.
Sementara aglaonema hibrida silangan Greg Hambali lebih tahan dengan cahaya.
Masih berdasarkan buku berjudul Budi Daya Aglaonema karya Ika Kurniawati, memunculkan warna nonhijau adalah dengan meningkatkan pembentukan plastida (bagian protoplasma berupa butiran yang mengandung zat warna).
Cara ini dilakukan dengan menambahkan unsur hara mikro secara lengkap yang berperan sebagai katalisator pembentuk plastida nonhijau, dari kuning hingga jingga.
Contoh hara mikro yaitu cuprum atau tembaga yang bermanfaat untuk memicu pembentukan plastida nonhijau.
Penggunaan pupuk daun dengan kadar hara makro dan mikro lengkap juga dapat digunakan yang penting hara mikro tersedia.
Selamat mencoba semoga berhasil. (KabareSolo.com/Rimawan Prasetiyo)
Post a Comment