Bikin Ratu Daun Sehat! Begini Cara Sterilisasi dan Fermentasi Media Tanam Aglaonema
DOK. KABARESOLO - Beberapa jenis media tanam untuk aglaonema. |
KABARESOLO.COM - Beberapa orang menyampaikan kalau aglaonema gampang sekali hidup, bahkan hanya dengan media tanam tanah pekarangan saja bisa.
Pendapat ini sah-sah saja masing-masing memiliki cara untuk merawat, semua diserahkan pada masing-masing orang.
Namun bila ingin mendapatkan tumbuh kembang terbaik pada tanaman aglaonema yang kita sayangi satu di antaranya yakni jangan lupa untuk memastikan media tanam steril.
Artinya terbebas dari telur hama, bakal jamur atau bakteri yang nantinya bisa menganggu pertumbuhan aglaonema, Kamis 5 November 2020.
KabareSolo.com pernah membuat tulisan terkait media tanam.
BACA:Â Inilah Beberapa Komposisi Media Tanam untuk Aglaonema yang Sering Digunakan Para Hobiis
SIMAK:Â Dari Pasir Malang hingga Akar Pakis: Mengenal Media Tanam Aglaonema Sifat dan Manfaatnya
Menurut buku Panduan Praktis Perawatan Aglaonema karya Kurniawan Junaedhie, para ahli menganjurkan agar media tanam harus steril.
Sterilisasi ini untuk menjamin media tanam tidak terkontaminasi bibit penyakit seperti spora, jamur hingga menjamin tidak ada telur siput di dalamnya.
Cara sterilisasi yang mudah sudah dilakukan oleh petani secara tradisional misalnya mengukus atau menanak seperti ketika menanak nasi tapi kali ini mengukus media tanam.
Sementara beberapa kolektor hebat selalu menjemur media tanam sehari penuh sebelum digunakan, tujuannya agar telur hama mati.
Masih menurut buku ini ada kolektor lain bahkan merebus terlebih dahulu butiran kotoran kambing yang akan digunakan sebagai pupuk.
Selain cara di atas ada juga yang merasa cukup dengan menaburkan atau mencampurkan Basamine G atau Furadan ke media tanam, tujuannya untuk meracuni hama dan penyakit seperti semut atau cacing.
Kalau penulis sendiri terutama untuk menumbuhkan tunas pada cacahan bonggol gunakan media tanam yang telah difermentasi kemudian sebelum digunakan, media tanam diguyur terlebih dahulu dengan larutan B1 dan antracol (fungisida).
MEDIA FERMENTASI
KabareSolo.com pernah mengupas terkait media tanam yang difermentasi.
BACA:Â Media Tanam Fermentasi Hasilkan Akar Aglaonema Putih dan Sehat
Beberapa hobiis memang memilih menggunakan media tanam yang sudah difermentasi karena terbukti bisa menumbuhkan akar yang rimbun dan sehat.
Akar yang sehat ditandai dengan warna yang putih.
Trubus Info Kit Vol.6 Aglaonema Teknik Baru, Peluang Baru terbitan April 2009 media tanam yang sudah difermentasi menjadi andalan hobiis.
Semua senyawa organik di media seperti pakis, sekam, cocopeat dan humus diurai dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana yang mudah diserap tanaman.
Nah berikut beberapa media tanam yang perlu penanganan khusus sebelum digunakan untuk mendapatkan manfaat terbaik bagi aglaonema berdasarkan Trubus Info Kit Vol.6.
Penggunaan bahan kaliandra dan sekam segar, dua bahan ini harus direndam selama 2-4 minggu bisa dengan bantuan bakteri baik, contoh EM4.
Sedangkan cocopeat lakukan pencucian dan perendaman selama 1-2 hari, kemudian dicuci ulang dan direndam kembali.
Lakukan beberapa kali hingga tanin yang dikandungnya benar-benar bersih.
Ciri-cirinya warna cocpeat tidak lagi cokelat tua tetapi lebih cerah.
Perendaman terakhir campur air dengan fungisida atau sedikit dolomite.
Bila digunakan 2-4 minggu kemudian bahan itu diangkat lalu dibilas hingga bebas dari fungisida.
Zeolit dan pasir malang disarankan untuk direndam air terlebih dahulu sebelum digunakan.
Khusus media pakis, pilih yang telah berbentuk cacahan halus, pakis yang digunakan harus tua, getas dan kadar air sedikit.
Pakis muda cenderung mengundang cendawan karena masih basah.
Pakis besar bisa merusak akar aglaonema, disarankan untuk dicacah-cacah terlebih dahuku sebelum digunakan.
RAMUAN MEDIA AGLAONEMA FERMENTASI
Berikut ramuan media aglaonema yang difermentasi versi Trubus Info Kit Vol.6.
Bahan dengan ukuran pot 25.
Pasir malang 1 pot, zeolit sebanyak 0,25 pot, cocopeat 2-3 pot, humus andam/kaliandra 2 pot, sekam mentah 1-2 pot, sekam bakar 1 pot dan kapur dolomit segenggam.
Caranya:
1. Rendam sekam mentah selama 1 minggu. Kemudian difermentasi menggunakan bakteri baik (EM4), sekam tersebut direndam dengan cairan mikrorganisme contoh EM4 selama 2 minggu.
2. Cuci dan rendam cocopeat berkali-kali hingga bersih dari tanin. Tiriskan dan rendam dengan cairan mikroorganisme contoh EM4 selama 2 minggu.
3. Rendam humus. Tiriskan dalam cairan mikroorganisme (EM4) selama 2 minggu.
4. Cuci dan rendam zeolit, pasir malang dan sekam bakar dengan air fungisida.
5. Setelah proses dilewati campur seluruh media.Â
Selamat mencoba semoga bermanfaat salam satu hobi. (KabareSolo.com/Rimawan Prasetiyo)
Post a Comment