Media Tanam Fermentasi Hasilkan Akar Aglaonema Putih dan Sehat
DOK. KABARESOLO - Ag. Asri akarnya putih, kuat dan sehat menggunakan media tanam fermentasi. |
KABARESOLO.COM - Merawat Aglaonema membutuhkan ketekunan, pengetahuan dan pengalaman, terutama bagaimana membuat ratu daun ini bisa tumbuh sehat, dengan bentuk menawan dan cepat beranak pinak.
Sejak tahun 2009 penghobi telah mulai menemukan cara baru agar Aglaonema bisa mendapatkan akar putih dan sehat yakni dengan media tanam fermentasi, Rabu 7 Oktober 2020.
Beberapa pekebun telah mempraktikkan dan hasilnya memuaskan, akar Aglaonema putih, sehat, rimbun dan kuat.
Seperti dikisahkan dalam buku 'Aglaonema Teknik Baru Peluang Baru' Trubus Info Kit Vol. 06 tahun 2009, media yang telah difermentasi sukses membawa Aglaonema menjuarai kontes dan mendapat Greg Hambali Award saat itu.
Teknik yang biasanya hanya lazim digunakan untuk mempercepat pembuatan kompos dari pupuk kandang atau pupuk hijau digunakan pulan untuk media tanam Aglaonema.
Bahan organik pada dasarnya akan melapuk setelah 3 atau 6 bulan, dengan fermentasi dipangkas menjadi seminggu hingga sebulan.
Media yang difermentasi memang jauh lebih unggul ketimbang yang tidak difermentasi, senyawa organik pada media seperti pakis, sekam mentah, cocopeat dan humus diurai dalam bentuk yang komplek seperti lignin, protein dan karbohidrat yang mudah diserap tanaman.
Media tanam tidak hanya berperan sebagai penopang tumbuh Aglaonema tapi juga memasok unsur hara dan senyawa yang diperlukan tanaman.
Ragam hara dari media organik pun lengkap dari hara makro hingga mikro.
Efeknya fantastis warna Aglaonema dengan media yang difermentasi jauh lebih tegas dibanding yang nonfermentasi.
Hal tersebut lantaran ada peran unsur-unsur mikro seperti boron, tembaga, seng dan mangan yang terkandung dalam media meski jumlahnya kecil.
Bila unsur-unsur tersebut tercukupi di tanaman, warna menjadi lebih kental.
Masih berdasarkan buku tersebut, senyawa organik lain di luar unsur hara esensial pun ditemukan lebih banyak di sekam mentah yang difermentasi.
Sebut saja tiamina (vitamin B1) yang terkandung dalam ari-ari beras masih banyak tertinggal dalam sekam, Tiamina ini disebut-sebut membuat tanaman jadi segar.
Peraih perak dan perunggu Greg Hambali Award menggunakan media fermentasi.
Dalam buku tersebut, Trubus Info Kit Vol.6 Anugerah Firmanto, Alam Sutera, Serpong, Tangerang dua Aglaonema miliknya meraih 10 besar di ajang bergengsi tersebut.
Satu di antaranya Aglaonema Mutiara meraih perunggu Greg Hambali Award.
Firmanto menyebukan kalau ia menggunakan media fermentasi, tapi yang difermentasi hanya sekam mentah.
Sementara Andam dan pakis halus tak difermentasi secara langsung, sebagai gantinya ia menyiramkan pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme pengurai seminggu sekali.
Selain Firmanto, disebutkan pula dalam buku tersebut ada kolektor Aglaonema kenamaan Songgo Tjahaja di Cengkareng, Jakarta Barat menyampaikan kalau dengan menggunakan media tanam fermentasi, Aglaonema jadi tahan banting.
Tak heran meski Aglaonema disiram sehari empat sampai lima kali akar tidak gampang busuk.
Meski demikian ia pun harus sedikit mengakali agar media tanam tidak tergenang air yakni dengan banyak melubangi pot hingga menyerupai saringan.
Dengan media fermentasi terbukti akar Aglaonema menjadi putih.
Selamat mencoba, semoga berhasil, salam satu hobi. (*/KabareSolo.com)
Post a Comment