Jangan-jangan Anda Jadi Toxic Penyebar Kekhawatiran Atasi dengan Hal Sepele Ini
KABARESOLO.COM - Sempat mengamati nggak di media sosial atau obrolan antar teman? Beberapa muncul indikasi kekhawatiran, ketakutan, resah dan ujungnya perasaan tak bahagia.
Seolah-olah tanpa sadar melalui media sosial banyak yang menyebarkan ketakutan, kekhawatiran, ketidakbahagiaan yang ujung-ujungnya rasa putus asa.
Ini adalah pilihan Anda, Anda hidup ingin bermanfaat bagi orang lain jadi pembawa optimisme atau justru toxic, penyebar kekhawatiran?
Padahal senyatanya tak demikian jadi sebaiknya sadari diri sejauh mana kita justru jadi toxic bagi keluarga, teman atau orang-orang terdekat kita.
Lalu susuri langkah-langkah kecil, lakukan cara sepele ini untuk mengubah diri jadi 'sumber cahaya' bagi orang lain, Selasa 28 Juli 2020.
Kondisi saat ini memang berbeda, ibaratnya badai masih berlangsung.
Kita telah mendengar kalau dampaknya demikian besar bagi wilayah di area negara tetangga kita.
Saat ini banyak yang gelisah bagaimana hari esok, bagaimana dengan kondisi perekonomian Indonesia nantinya, bagaimana nasib keluargaku, dan masih banyak kekhawatiran lainnya.
Belum lagi dengan kabar negara-negara tetangga yang sudah tumbang dan memasuki masa resesi.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kalau Anda sudah merasakan fase ini berarti kondisi mental sudah cukup akut, saran saya sudahi menyimak berita resesi dunia, karena kita hanya bisa melihat dan malah khawatir.
Kekuatan kita belum bisa sampai pada penentu kebijakan yang berdampak besar atau bukan pengambil keputusan yang sifatnya global, dan malah jadi lupa untuk membantu perekonomian Indonesia mulai dari langkah kecil.
Kekhawatiran itu justru jadi bumerang bagi kita dan makin terpuruk pada keputusasaan.
Padahal yang terjadi tidak demikian.
Obrolan kemarin pagi dengan pembantu saya.
Beliau ini menyampaikan kalau saat ini pasar tradisional sudah normal.
"Pak sak meniko pasar pun normal kados biasane, pasar ramai, sik sadean nggih pun katah, kados biasane (Pak sekarang pasar sudah normal seperti biasanya, pasar ramai, yang jualan sudah banyak seperti biasa)," jelasnya dalam bahasa Jawa.
Padahal bila dibandingkan dengan masa awal-awal Pandemi lalu memasuki PSBB pasar sepi.
Cari barang kebutuhan buat masak cukup sulit dan seadanya.
Jadi sebenarnya kondisi saat ini sudah baik-baik saja, beberapa rekan usahawan yang sudah mulai berbisnis mengatakan kalau pasar sudah lumayan pulih, penjualannya sekarang sudah di angka 70 persen.
Memang belum bisa 100 persen tapi sudah makin menggeliat.
Sehingga saya pribadi optimistis kalau Indonesia nggak bakalan masuk ke jurang resesi.
Beberapa hal yang dimiliki Indonesia dan tak dimiliki negara lain yakni keberlimpahan sumber daya alam, berlimpah sumber daya manusia dan konsumsi dalam negeri sangat tinggi.
Saya bukan ahli ekonomi tapi cukup melihat di sekitar sudah jadi dasar kuat untuk meyakini sebenarnya Indonesia baik-baik saja.
Logikanya sederhana, masyarakat bisa menciptakan ketahanan pangan, bisa memproduksi barang-barang kebutuhan utama, bisa bercocok tanam, jual beli di pasar masih terlaksana, dibantu online lewat medsos maupun e-commerce.
Bahkan banyak yang kreatif misalnya saat ini hobi bersepeda, sepeda-sepeda yang dulu jadi rongsokan kini justru bisa diolah jadi barang yang bisa menghasilkan uang.
Bercocok tanam misalnya, tak sedikit yang kemudian kreatif menjual paket menanam hidroponik, bibit, pupuk dan sebagainya.
Masih banyak yang bisa dilakukan masyarakat dan dibeli oleh masyarakat sendiri.
Beberapa pengusaha langsung memutuskan untuk banting setir, mereka sebagian besar beradaptasi dengan kondisi saat ini dan rata-rata sudah mulai berhasil.
Jadi sebenarnya yang bikin khawatir adalah perasaan diri, ketakutan yang berdasarkan informasi-informasi dari luar yang kita sendiri mungkin tak mampu untuk menampungnya.
Jadi dimulai dengan stop untuk menonton informasi-informasi resesi.
Lalu hilangkan rasa resahmu, kekhawatiranmu dengan langkah-langkah sepele ini:
1. BERSYUKUR
Cari minimal 10 hal yang bisa membuatmu bersyukur, pertama masih hidup, bisa bernafas, sehat, masih bisa tersenyum, masih bisa main game di HP, masih bisa makan, melihat anak-anak berlarian gembira dan masih banyak alasan lain untuk bersyukur.
Lakukan berulang kali, cari hal-hal yang bisa membuatmu bersyukur, hal-hal kecil.
Rasa syukur ini memunculkan perasaan positif.
Saya yakin keresahan dan kekhawatiran bakal mulai pudar.
Langkah berikutnya adalah:
2. TARIK NAFAS PANJANG LALU TERSENYUM LEBAR
Lakukan hal ini, ini sangat sepele tapi bisa membuatmu mendadak hepi.
Resah dan khawatir langsung sirna.
Cobalah lakukan ini secara rutin, ketika sedang memikirkan hal yang berat, padahal sebenarnya hal sepele tapi berubah berat karena kita memikirkan dengan sangat serius, langsung lakukan hal ini.
Pagi, siang, sore, malam, lakukan secara rutin Anda pasti akan bahagia.
Cara ini belum berhasil gunakan cara ketiga.
3 BERDOA SECARA INTENS
Lakukan doa secara rutin sesuai dengan ajaran agama masing-masing dan bila sudah melakukannya lakukan lebih intens lagi.
Doa tak perlu panjang, pendek saja, upayakan privasi, tenag, damai dan syahdu, dijamin kekhawatiran bakal hilang.
4. REALISASIKAN RENCANA
Bila sudah berhasil mendapatkan ketenangan langsung realisasikan rencana yang sebelumnya.
Misalnya akan melanjutkan bisnisnya, atau sudah merancang bisnis tertentu segera pelan-pelan tapi pasti segera direalisasikan.
Mulai dari hal kecil, obrolkan dengan pasangan lalu kerjakan langkah nyata apa yang akan dikerjakan di awal-awal ini.
5. YAKIN PASTI BAIK-BAIK SAJA
Yakinkan diri dan keluarga bahwa akan baik-baik saja.
Kenapa demikian karena kita sudah melakukan sesuatu, sudah bekerja dan berusaha, Tuhan pasti akan menolong.
Tularkan rasa optimistismu, rasa bahagiamu pada orang lain, bukan rasa khawatirmu, rasa pesimistismu, rasa keterpurukanmu.
Jadilah terang dalam kegelapan bukan justru menjadi agen penyebar kekhawatiran.
Ingat kini tugas besar di pundak, jadi penyebar rasa optimisme via media sosial sehingga Indonesia akan terus maju lebih hebat dari negara-negara lain. (KabareSolo.com/Rimawan Prasetiyo)
Post a Comment