Ponten 'Toilet Canggih' di Masa Lalu yang Kini Cagar Budaya Berharga
SURAKARTA.GO.ID - Ponten Mangkunegaran yang memiliki nilai sejarah tinggi. |
KABARESOLO.COM - Benda bersejarah di masa lalu ini membuktikan kalau orang-orang di zaman dulu juga telah sadar akan kesehatan sanitasi.
Ya di masa lalu sudah ada 'toilet canggih' atau mandi cuci kakus (MCK) yang telah menggunakan sistem yang kecanggihannya mirip dengan dunia modern saat ini, Jumat 2 Agustus 2019.
Mengutip website resmi Pemkot Surakarta, di tahun 1936 Pemerintahan Mangkunegara VII meminta arsitek Belanda, Thomas Karsten untuk merancang tempat mandi cuci kakus (MCK) umum.
Oleh masyarakat sekitar MCK tersebut diberi nama 'Ponten'.
Arsitektur yang menawan dengan denah dan sistem pengairan serta pembuangan yang efektif Ponten saat ini menjadi benda Cagar Budaya yang bernilai tinggi.
Saat ini tentu Ponten tak lagi digunakan oleh masyarakat umum mengingat tiap rumah telah memiliki toilet sendiri-sendiri.
Secara detail, Ponten terdiri dari 3 ruang, sebelah Timur dipakai untuk laki-laki sedangkan di sebelah Barat untuk wanita dan di tengah-tengah terdapat pancuran untuk mandi anak-anak.
Pada bagian depan terdapat taman sebagai tempat bermain atau sekadar duduk-duduk santai.
Nah di bagian kanan kiri terdapat bilik mandi dan untuk mencapainya harus melewati semacam labirin.
Tiap bilim ada tujuhbpancuran dan satu pancuran besar pada bagian tengah.
Khusus di bilik kanan terdapat dua toilet yang dipisahkan oleh dinding.
Setiap bilik mempunyai penghubung dengan sumur di bagian luar.
Ponten ini tidak memiliki pintu atau penutup atap meski demikian lantaran kehebatan arsitekturnya orang bakal kesulitan kalau memiliki niat untuk mengintip orang mandi.
Pintu dan bilik dirancang melalui lorong labirin menyulitkan untuk melihat secara langsung tanpa masuk ke dalam.
Awalnya bangunan Ponten, sudah menggunakan sistem aliran air mandiri (bukan dari sumur) dan kondisi itu terus berlangsung hingga tahun 1959, namun setelah itu ponten menggunakan air sumur.
Sanitasinya pun sudah dirancang baik dan saat itu dialirkan langsung ke Kali Pepe yang berseberangan langsung dengan Ponten.
Pada tahun 2007, ponten dipugar (KRT H. Kistuboko).
Bangunan ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada tahun 2013, lokasinya cenderung sepi dan teduh.Â
Keberadaan Ponten Mangkunegaran ini membuktikan bahwa pemerintahan Mangkunegaran dimasa lalu sudah menyadari pentingnya sanitasi kesehatan untuk warganya. (Surakarta.go.id/KabareSolo.com)
Post a Comment