Sepele tapi Cerdik Hakim Era Dinasti Ming Ini Temukan Pembunuh Wanita Cantik Simpanan Pejabat
ISTIMEWA - Ilustrasi. |
Cara cerdik dan unik seorang hakim di masa Dinasti Ming menjadi cerita yang melegenda. Hanya gunakan strategi sepele yang bernuansa psikologis, pembunuh sebenarnya bisa tertangkap.
KABARESOLO.COM - Kisah ini terjadi di masa Dinasti Ming 1368 sampai 1644.
Peristiwa ini bahkan menjadi buah bibir karena kecerdikan seorang hakim yang disebut sebagai penyensor kasus bernama Young Fen Chuen.
Kisah ini ditulis oleh Walton C Lee dalam buku Wisdoms Way.
Suatu ketika seorang pejabat kelas menengah diberi informasi yang mengejutkan kalau wanita cantik simpanannya telah dibunuh.
Ia terkejut dan pulang ke rumah untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.
Pembunuhan kemudian dilaporkan pada penguasa setempat dan segera mengirimkan polisi.
Pejabat tersebut pun ditahan dan jadi terduga pelaku pembunuhan wanita cantik simpanannya.
Seorang penyensor kasus Young Fen Chuen ditugaskan untuk mengatasi kasus ini, ia pun mengetahui bagaimana si pejabat yang jadi teruduh justru tampak kebingungan daripada ketakutan.
Ia pun menyusun strategi, si pejabat ditahan dalam penjara selama dua minggu tanpa diizinkan untuk dikunjungi oleh siapapun.
Ia juga memerintahkan para ajudan agar tidak memberikan satu informasi apapun.
Kemudian hakim yang bijak ini mengumumkan bahwa pengadilan akan dilaksanakan pada tengah malam dan semua penonton dilarang masuk.
Di hari yang telah ditentukan hakim tersebut menanyai si pejabat yang dengan tenang menjawab semua pertanyaan.
Nah sebelum pengadilan pada pejabat tersebut berlangsung penyensor dengan diam-diam memerintahkan beberapa pengawal berpakaian sipil atau seperti warga setempat untuk bersembunyi di luar.
Mereka bertugas untuk meringkus siapapun warga yang menyelinap di sekitar pengadilan selama acara sidang tengah malam ini berlangsung.
Akhirnya ada selusin orang ditangkap.
Setelah memberikan pertanyaan yang cermat dari 12 orang didapatkan dua tersangka yang langsung meringkuk dalam penjara malam itu.
Setelah mengeluarkan surat perintah ia kemudian mengirimkan orang-orangnya untuk menggeledah rumah dua tersangka ini.
Pengawal melaporkan kalau satu di antara dua tersangka memiliki perhiasan yang mencurigakan dan diidentifikasi sebagai milik korban alias wanita cantik simpanan pejabat yang telah dibunuh.
Akhirnya satu orang yang memiliki perhiasan korban setelah melewati malam-malam panjang ditanyai terus menerus akhirnya mengakui perbuatannya.
Ia membunuh demi perhiasan yang dimiliki simpanan pejabat tersebut.
Seorang ajudan penasaran dengan cara hakim yang cerdik, bagaimana sampai bisa tahu kalau nanti pelaku sesuangguhnya bakal menyelinapdi sekitar ruang pengadilan.
Young Fen Chuen kemudian menjelaskan kalau pembunuh wanita cantik yang sebenarnya merasa sangat menderita selema lebih dari setengah bulan.
Ia sengaja menahan tersangka pertama tanpa memberikan informasi apapun terkait kasus tersebut.
Ketidakpastian menyiksa si pembunuh sebenarnya siang dan malam.
Ketika dilakukan sidang untuk mengadili tersangka pada tengah malam, warga kota yang tak bersalah atau tak memiliki kepentingan tentu tak tertarik untuk bertahan sedemikian larut hanya untuk menyaksikan sebuah pengadilan.
Orang yang paling tertarik adalah pembunuh sebenarnya karena ingin tahu bagaimana kelanjutan kasus yang berkait dengan keselamatannya sebagai pelaku pembunuhan.
Dan ternyata benar si pembunuh berhasil tertangkap dan masuk dalam perangkap.
Kisah ini menunjukkan bagaimana pengadilan di masa lampau sudah menggunakan cara-cara cerdik untuk mengungkap kasus yang sangat sulit.
Cara cerdik masih sangat dibutuhkan untuk mengungkap sesuatu mungkin kisah ini bisa menginspirasi Anda dalam kasus tertentu. Semoga. (*KabareSolo.com)
Post a Comment