Hati-hati Bila Berprestasi atau Lebih Populer Dibanding Atasan Anda! Tirulah Jenderal Ini
WIKIPEDIA/IST - Jenderal Guo Tzy Yi yang ternama dengan kehebatan taktik dan kesederhanaannya. |
Tak sedikit jenderal yang tangguh di medan perang dan berjasa bagi kerajaan kemudian difitnah dan dibunuh karena lebih terkenal atau lebih populer dibanding sang kaisar. Kisah zaman dulu ini bisa jadi cermin di masa kini, hati-hati ketika lebih berprestasi atau lebih populer dibanding langsung atasan Anda. Mungkin langkah pria ini bisa ditiru.
KABARESOLO.COM - Sebuah kisah nyata di masa lalu yakni pada masa Dinasti Tang 618 sampai 907.
Ini merupakan kisah nyata yang dirangkum oleh Walton C Lee dalam bukunya Wisdoms Way.
Di zaman tersebut ada Jenderal Guo Tzy Yi seorang jenderal perang terkenal yang telah memenangkan pertempuran tak terhitung jumlahnya melawan pasukan pemberontak dan menyelamatkan Dinasti Tang dari kejatuhan total.
Kemampuan yang luar biasa ini bikin Jenderal Guo Tzy Yi sangat dikagumi rakyatnya dan menjadi legenda hidup saat itu.
Di samping kaisar pria ini disebut-sebut sebagai orang paling kuat di seluruh negeri.
Nah merunut sejarah orang seperti Jenderal Guo Tzy Yi sangat mudah dijatuhkan dan menjadi mangsa orang-orang yang iri.
Belum lagi sang kaisar yang kalah populer, ia hidup dalam bayang-bayang serta rasa was-was bawahannya tersebut bisa mengambil alih tahta.
Legenda hidup ini bakal terjebak di antara kecemburuan bawahan dan keraguan atasan mereka.
Akibatnya sosok seperti Jenderal Guo Tzy Yi dan keluarga bisa terancam keselamatannya, maka jenderal ini kemudian memiliki taktik yang sederhana tapi tepat agar keluarganya hidup tenang dan bebas bahaya karena memang tak memiliki niat untuk mengambilalih tahta kaisar.
Cara yang pertama ia melakukan hal yang berbeda dibanding pejabat-pejabat lain bahkan level ada di bawahnya.
Seperti diketahui pejabat tinggi di masa itu tinggal di rumah yang besar dan terawat dengan baik, tinggal bersama anggota-anggota keluarga dengan banyak pelayan.
Kediaman jenderal ini berada di dekat kota dan lebih luas daripada taman kota.
Dalam tradisi Tiongkok saat itu rumah-rumah orang kaya dan berkuasa dibangun dengan dinding yang tebal, tinggi serta dijaga sangat ketat oleh prajurit.
Di rumah tersebut tak berbeda dengan barak tentara berukuran kecil lantaran ada seribu orang dan lima ratus kuda.
Langkah pertama yang dilakukan yakni jenderal ini sengaja menempatkan keamanan sesedikit mungkin di sekitar kediamannya.
Gerbang depan besar tak dijaga, jenderal ini bahkan tak mempekerjakan orang untuk menjaga pintu gerbang seperti layaknya para pejabat tinggi lainnya.
Para tamu yang ingin berkunjung tak perlu mendaftarkan diri, mereka boleh datang dan pergi sesuka hati.
Kabar ini kemudian menyebar dan banyak orang yang datang karena keleluasaannya tersebut, mereka datang hanya untuk sekadar menikmati keindahan taman di dalam kediaman jenderal melihat semua kamar tidur dan menganggap rumah jenderal tersebut seperti layaknya taman kota.
Langkah kedua sang jenderal mengenakan pakaian sederhana seperti rakyat biasa bahkan memperlihatkan pada orang-orang ia menjinjing ember berisi air seperti tingkah para pelayan.
Hal ini kemudian jadi bahan lelucon tentang seorang jenderal ternama yang bertingkah seperti pelayan rendahan.
Tentu saja hal ini membuat gelisah sang putera jenderal.
Sang putera menghadap Jenderal Guo dan menyampaikan pemikirannya.
"Mohon bicara Yang Mulia," ujar sang putera.
Setelah dipersilakan ia pun menyampaikan semua uneg-uneg di depan ayahnya.
"Selain kaisar, Yang Mulia adalah orang yang berpengaruh bagi dinasti ini. Bisakah Yang Mulia berlaku sesuai dengan statusnya? Setiap orang bahkan menertawakan kita tanpa kita ketahui. Paling tidak saya mohon dirikan pos pemeriksaan di gerbang depan sama seperti halnya di rumah pejabat lain yang mengatur aliran masuk para tamu-tamu."
"Rumah kita sudah seperti kebun binatang umum penuh dengan orang-orang asing yang cerewet dan ingin tahu tentang kita, terus menerus datang dan pergi sesuka hati. Aku mohon Yang Mulia selamatkan kehormatan kita. Aku mohon Yang Mulia," ujar sang puter sambil berlutut.
"Jangan bodoh," kata Guo.
Jenderal ini tersenyum, ia kemudian menjelaskan pada anaknya.
"Kamu masih terlalu muda untuk memahami hal ini. Saat ini aku lebih populer dibanding sang kaisar, kekuasaan yang sangat besar bahkan dapat membuatmu rentan, lebih terkenal dari kaisar sama sekalu juga bukan sebuah keberuntungan."
"Berapa banyak pahlawan seperti posisiku saat ini yang memiliki akhir yang bahagia?"
"Berapa banyak para pahlawan dan anggota keluarga mereka yang akhirnya dibantai karena kecurigaan kaisar mereka?"
"Jumlah musuhku sama dengan jumlah temanku. Teman-temanku adalah rekan-rekan yang diam dan tertutup, tetapi musuh-musuhku adalah lawan-lawan yang aktif dan lihai."
"Coba resapi, karena kecemburuan lawan-lawan politikku akan dengan sembunyi-sembunyi selalu mengamati dan dengan cermat menyelidiki setiap detail kehidupanku."
"Kesalahan kecil apapun bisa dibesar-besarkan dan menjadi kesempatan untuk menyerang aku dan orang yang menjatuhkanku tentu segera dipromosikan dan seketika mendapatkan kepercayaan dari kaisar kita."
"Dengan kepercayaan kaisar kita saat ini aku dapat menikmati prestasi dan kemakmuranku sekarang, tetapi siapa yang dapat meramalkan sikap kaisar berikutnya?"
"Jika aku menjaga ketat kediaman dan memantau para pengunjung akan jadi senjata yang menghancurkanku, sangat mudah gosip buruk tersebar."
"Kalau dengan cara ini tentu saja semua kegiatanku dapat dilihat dengan jelas secara umum, sehingga aku tak akan kehilangan kepercayaan tuanku."
"Aku melakukan hal ini demi ketentraman jangka panjang seluruh keluargaku," jelas Jenderal Guo.
Dengan amat terkesan putra jenderal itu meminta maaf atas protesnya yang naif.
Hikmah yang bisa dipetik adalah semakin tinggi jabatan semakin kuat pula angin yang meneejang seperti halnya pohon bisa tercabut hingga akarnya.
Tunjukkan diri apa adanya dan terus bangun kepercayaan dengan rekan bahkan dengan atasan, tunjukkan kalau kamu menghargai dan menghormati mereka.
Bila ini terjadi di masa sekarang ketika ada atasan yang iri dengan prestasimu, selalu laporkan semua pekerjaan dan kemajuan proyekmu padanya, buka semua hal yang dikerjakan dan selalu ikut sertakan ia dalam semua diskusi untuk kemajuan proyek, niscaya akan terbangun kepercayaan dan tak ada tindakan untuk menjatuhkanmu.
Semoga bermanfaat. (*/KabareSolo.com)Â
Post a Comment