Dari 'Surat Cinta Menkeu' hingga Kisah Bogiwan Rebo Legi Awan Curi Perhatian di Dialog SBSN
ISTIMEWA/SCREENSHOOT LIVE FB - Acara live dialog pembiayaan SBSN. |
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dikeluarkan untuk pembiayaan berbagai proyek kementerian menunjukkan hal positif. Beberapa kementerian menunjukkan kinerja dan sampaikan testimoni hingga perwakilan Kemenag mengisahkan tentang Bogiwan Suprapto dan curi fokus.
KABARESOLO.COM, JAKARTA - Pemerintah RI mengeluarkan SBSN untuk membiayai ratusan
proyek insfrastruktur maupun beberapa kementerian.
Kali ini diselenggarakan dialog antara para menteri penerima SBSN terkait proyek yang telah dilaksanakan.
KabareSolo.com menyaksikan secara langsung tayangan dialog pembiayaan SBSN dari Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur melalui SBSN.
Dialog tersebut ditayangkan Kemenkeu Corpu TV Live Facebook melalui akun Facebook terverifikasi Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Jumat 21 Desember 2018 mulai pukul 09.00 WIB.
Dialog tersebut dihadiri beberapa menteri antara lain Menkeu Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Ristek Dikti Mohamad Natsir dan perwakilan dari Kemenag.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berhalangan hadir di acara tersebut.
Dalam dialog tersebut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mendapat giliran pertama kali karena menjadi kementerian paling banyak menerima kucuran dana SBSN.
Pemerintah RI memang fokus pada pembangunan infrastruktur dan Menteri Basuki menyatakan kalau dana yang besar bukanlah omzet tapi justru tanggung jawab yang besar.
Ia menyampaikan kalau serapan dana di kementeriannya tak lepas dari perencanaan yang matang.
Sementara itu Menteri Perhubungan mengaku kementeriannya sangat terbantu dengan pembiayaan ini.
Menteri Budi Karya menyebutkan kalau alokasi dana SBSN banyak disalurkan untuk pembangunan transportasi sektor perkeretaapian.
"Kalau bapak ibu melihat saat ini banyak kereta api tepat waktu, harga lebih terjangkau karena terbantu dengan pembiayaan dari SBSN," jelasnya.
Saat ini pembangunan jalur kereta api terus dilakukan dan berbeda dengan kondisi perkeretaapian yang dulu, dulu sering terjadi tabrakan, kalau sekarang sudah tak pernah dengar lagi.
Menurutnya karena saat ini kereta api memiliki dua jalur, sehingga kemungkinan terjadi kecelakaan sangatlah kecil.
SURAT CINTA MENKEU
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakardalam dialog tersebut malah blak-blakkan kalau pernah sekali mendapat 'surat cinta' dari Menkeu.
Surat cinta tersebut merupakan istilah dari surat peringatan terkait capaian realisasi pembangunan proyek yang tak sesuai target.
Menteri Siti pun langsung mengecek sampai bawah dan meminta untuk pembangunan yang dilaksanakan bisa selesai sesuai target.
Maka kini hingga Desember proyek yang digarap kementerian ini menurut Menteri Siti sudah capai 99,4 persen.
Kementerian ini mendapatkan pembiayaan dari SBSN sebanyak Rp 51 miliar, dibangun untk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa Barat, Taman Nasional Aketajawe-Lolobata Maluku Utara dan Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur.
Beberapa yang dibangun antara lain menara pengawas, jembatan, jalan akses, gazebo, toilet, pendopo mck, musola, kandang binatang, etalase dll.
Menteri Siti menilai pembiayaan ini sangatlah bermanfaat apalagi pola pikir saat ini sangat berbeda.
Bila dulu taman nasional identik dengan tak boleh ada satu pun ranting patah atau nyamuk yang mati, saat ini malah berkonsep wisata.
Menteri Keuangan Sri Mulyani kemudian memberikan tanggapannya.
Ia membenarkan kalau surat cinta dikirim ke kementerian apalagi kalau target pembangunan tak sesuai dengan target.
Ia menekankan kalau pembiayaan dari SBSN ini merupakan uang langsung dari rakyat meski nanti dibayar kembali oleh APBN umum tapi tetap ada tanggung jawab langsung.
Maka ia pun memberikan pengawasan khusus terkait pembangunan yang dibiayai oleh SBSN.
Satu hal yang disampaikan oleh Menteri Sri Mulyani soal etos kerja, tak banyak orang yang memiliki kinerja di lapangan bagus, penuh integritas dan profesional.
Orang dengan kriteria itu sangatlah langka, maka tak heran kalau Presiden Jokowi mengecek langsung ke berbagai lokasi, ini tentu saja mau nggak mau Menteri datang, dirjen datang lalu pimpro dan lain-lain akan terus memantau perkembangan dan target pembangunan.
Menteri Sri Mulyani juga menuturkan fakta bagaimana SBSN Indonesia juga diawasi dunia dan mendapat peringkat top dengan satu di antaranya kriteria Green Sukuk.
Green sukuk merupakan instrumen pembiayaan sangat penting bagi kelestarian lingkungan hidup.
KISAH BOGIWAN YANG MENYEGARKAN
Nah selain kementerian di atas ada juga Kementerian Ristek Dikti yang juga menyampaikan bagaimana saat ini SBSN membiayai pembangunan beberapa fasilitas untuk perguruan tinggi.
Bahkan ada rencana sestu buah sekolah tinggi di perbatasan dengan Timor Timur yang bangunannya sama persis seperti sekolah dasar, padahal itu perguruan tinggi.
Sementara di Kementerian Agama pembiayaan SBSN untuk revitalisaisi asrama haji, untuk pendidikan Islam seperti Stain, IAIN dan UIN.
SBSN membantu mengakselerasi layanan agama maupun layanan pendidikan.
Perwakilan dari Kemenag mencontohkan di Kanwil Maluku ada warga di kepulauan yang harus datang ke Makassar butuh perjalanan 9 hari.
Jadi ketika naik haji berangkat dari rumah ke Makassar 9 hari lalu di Saudi Arabia 39 hari ditambah pulang 9 hari sangat lama bagi umat yang harus menunaikan ibadah haji dari kepulauan tersebut.
Maka dibutuhkan dana untuk revitalisasi asrama haji hingga lokasi embarkasi karena di Maluku masih harus ke Makassar.
Nah perwakilan Kemenag ini menunjukkan sebuah kisah yang lucu tapi serius.
Karena mau tak mau KUA melayani berbagai unsur selain agama juga budaya hingga klenik.
Ia mencontohkan seorang pria asal Jawa Tengah bernama Bogiwan Suparpto Bogiwan merupakan singkatan dari Rebo Legi Awan.
Ketika disebutkan arti nama ini banyak yang tertawa saat mendengarnya.
Arti dari namanya pria ini lahir di Rebo Legi saat siang hari.
Nah orang Jawa percaya kalau menikah harus di hari yang baik, dan ketika Bogiwan ini mendapatkan calon istri lalu oleh orang tetua sekitar dicarikan hari baik.
Tujuannya agar nanti pernikahan bisa mencapai keluarga yang Sakinah Mawadah dan Warohmah.
"Akhirnya pernikahan dilaksanakan pada Senin Pahing jam 8 malam," jelasnya.
Hal ini menunjukkan bagaimana layanan nikah bisa kapan saja jam berapa saja bahkan tak sama dengan yang lain.
Lainnya bisa libur sementara kalau layanan nikah harus disesuaikan dengan yang punya hajat.
Makanya ia berharap dengan adanya SBSN ini bisa semakin memperbarui dan revitalisasi berbagai layanan di Kementerian Agama makin optimal.
Di akhir acara ini diberikan penghargaan bagi beberapa lembaga yang dinilai memiliki poin tertinggi dalam pembangunan dan capaian target pembiayaan SBSN. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
Post a Comment