Kata Jokowi tentang Paduan Suara dan Toleransi
ISTIMEWA - Presiden Jokowi saat bertemu dengan sebuah kelompok paduan suara. |
KABARESOLO.COM, BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara tentang toleransi dan paduan suara.
Dalam sebuah kesempatan ia menyampaikan kalau aset terbesar bangsa Indonesia tak lain adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan.
ISTIMEWA - Presiden Jokowi saat bertemu dengan Mgr Ignatius Suharyo. |
Saat bersilaturahmi dengan panitia dan pemenang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Tahun 2018 di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 12 November 2018, Kepala Negara mengatakan bahwa paduan suara juga dapat mengajarkan kita mengenai filosofi dari kerukunan yang dibutuhkan bangsa Indonesia.
Menurutnya, paduan suara mampu mengharmoniskan karakter-karakter vokal yang beragam menjadi sebuah kesatuan yang lengkap dan indah.
"Suara sopran, alto, tenor, dan bas semua harus saling menghargai. Enggak mungkin satu minta dominan, satu lainnya minta terus-terusan. Harus saling menjaga dan mengurangi ego masing-masing untuk mendapat sebuah suara yang padu, harmonis, dan indah," tuturnya.
Selain itu, Kepala Negara mengajak para peserta Pesparani untuk turut mengingatkan masyarakat akan pentingnya persatuan dan persaudaraan.
Saat ini, bangsa Indonesia membutuhkan pemahaman lebih soal pentingnya menjaga persatuan dan persaudaraan antarelemen bangsa.
"Kebutuhan kita saat ini akan persatuan, mengingatkan akan pentingnya persatuan. Saya ingin itu betul-betul terus disampaikan kepada masyarakat. Karena banyak kita ini yang tidak ingat bahwa negara ini memang sangat beragam," ujarnya.
ISTIMEWA - Presiden Jokowi saat bertemu dengan sejumlah Uskup. |
"Jangan sampai intoleransi dan ekstremisme menganggap dirinya yang paling benar dan merasuk ke mana-mana. Akhirnya nantinya masyarakat merasa tidak rukun. Itu yang sangat berbahaya," jelasnya.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo. (*/KabareSolo.com)Â
Post a Comment