Atasi Kanker Tanpa Operasi RS Ini Gunakan Cryotheraphy Bukan Chemotherapy
ISTIMEWA - Cryotheraphy mulai dipopulerkan mengatasi kanker tanpa operasi. |
KABARESOLO.COM - Saat ini penanganan kanker identik dengan chemotherapy (kemoterapi), ada yang sukses ada juga yang gagal.
Efek kemoterapi pun terbilang sangat menyedihkan mulai dari kerontokan rambut, mual, muntah dan kondisi tubuh pasien yang tak nyaman serta beberapa hal lainnya.
Nah selain kemoterapi ternyata ada teknologi lainnya yang saat ini mulai populer dan dilakukan Rumah Sakit Kanker Fuda, Guangzhou, China.
Di RS ini populer gunakan teknik mematikan jaringan tumor solid sebagai pengganti operasi dan menjadi pilihan warga Indonesia yang mengidap penyakit kanker untuk berobat.
Seperti dikutip dari PRNewswire, pengobatan penyakit di luar negeri menjadi pilihan banyak warga negara Indonesia belakangan ini.
Alasannya bermacam, mulai dari pelayanan lebih baik hingga teknologi yang menjanjikan dan presentase kesembuhan lebih tinggi.
Indonesia Services Dialogue (ISD) mencatat jumlah orang Indonesia yang berobat keluar negeri mengalami peningkatan hampir 100% selama 10 tahun terakhir.
Jika di tahun 2006 terdapat 350 ribu orang pasien, tahun 2015 melonjak menjadi 600 ribu pasien. Tak terkecuali pasien kanker.
Rumah Sakit Kanker Fuda di Guangzhou, China, menerima tak kurang dari 500 pasien asal Indonesia tiap tahunnya.
Terbanyak dari mereka datang untuk mengobati kanker payudara.
Serupa di China, kanker payudara menjadi penyebab terbesar kematian pada kaum wanita di Indonesia.
"Kalau wanita sudah pasti payudara ya. Lalu kanker paru pada wanita dan laki-laki juga sama besarnya. Lanjut kanker serviks pada wanita, dan juga kanker liver" tutur Dr Luo Rongcheng, Direktur Utama dari Rumah Sakit Kanker Fuda.
Fuda memiliki metode pengobatan kanker yang dinamakan 3C+P (cryosurgical ablation (CSA), cancer microsphere intervention (CMI), combined immunotherapy for cancer (CIC) dan personalized treatment) dengan keunggulan invasif minimal.
Dikutip dari situs Rumah Sakit Kanker Fuda, metode ini sudah disetujui oleh Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) sejak 1998 dan Administrasi Pangan dan Obat-obatan China pada 1999.
Sudah lebih dari 10 ribu kasus ablasi cryotherapy dilakukan di Rumah Sakit Kanker Fuda sejak tahun 2000.
Dari 10 ribu kasus, 85 persen kasus mengalami kesuksesan.
Kesuksesan diukur dari banyak faktor, misalnya proses recovery yang lebih cepat, penanganan terbilang lebih cepat dibandingkan operasi, kemoterapi, dan radiasi, mampu memperlambat metastase sel kanker, tidak menimbulkan muntah, mual atau dampak tradisional lainnya yang biasa ditemukan pada kemoterapi dan radiasi.
Cryotherapy sesuai untuk kasus kanker yang tak lagi mungkin menjalani operasi karena faktor usia, tingkat penyebaran yang sudah tinggi, dan yang riskan dengan tindakan operasi.
Manajemen Rumah Sakit Kanker Fuda, Shi Jian, lebih lanjut menyebutkan bahwa Indonesia, Filipina, Malaysia dan Thailandmenjadi empat negara Asia Tenggara yang memiliki jumlah pasien cukup banyak berobat ke rumah sakit tersebut.
Tak heran karena Fuda sendiri telah memperoleh akreditasi Joint Commission International (JCI) sejak Maret 2011 dan memiliki dokter kanker terbaik di China.
"Yang membuat Fuda bisa menarik banyak pasien lokal hingga internasional, mungkin karena rumah sakit lainnya masih menjalankan metode konvensional, yaitu operasi, kemoterapi, dan radiasi. Belum ada suatu metode spesial dalam pengobatan atau peningkatan medis sebagai alternatif," tegasnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan akan terjadi 'ledakan' pada pengidap kanker di tahun 2030. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 330.000 orang.
Sementara itu menurut data GLOBOCAN 2018, diperkirakan ada 348.809 insiden kanker dan 207.210 kematian akibat kanker di Indonesia, di mana angka insiden diperkirakan meningkat hingga 36% pada 2030 mendatang. (*/PRNewswire/KabareSolo.com)Â
Post a Comment