Cerita Sontoloyo Asal Solo yang Bikin Ternganga
KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Slamet, sontoloyo asal Solo berkisah. |
Baru viral tentang sontoloyo. Nah tak ada salahnya dimunculkan kembali kisah sontoloyo yang sebenarnya. Inilah cerita Slamet sontoloyo asal Solo yang dijamin bikin Anda ternganga.
KABARESOLO.COM - Berapa jumlah bebek jantan dari ratusan bebek yang bergerombol di sebuah rawa?
Mengetahui jumlahnya mungkin Anda tak percaya tapi ini nyata.
Slamet, pria renta menyebutkan jumlahnya dan bikin dahi mengernyit saat ditemui KabareSolo.com.
Sebuah tulisan ringan, cerita Slamet seorang pengangon bebek atau disebut juga sontoloyo yang berkisah tentang bebek-bebeknya.
KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Bebek-bebek milik Slamet. |
Suatu sore di sebuah perumahan di Singopuran, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, spontan perhatian terfokus pada ratusan bebek yang sedang mencari makan di rawa, Selasa (2/1/2018).
Suara kwek kwek bebek-bebek yang menghasilkan banyak telur menjadi hiburan tersendiri.
Seolah bercengkrama bebek-bebek tersebut asyik mencari serangga, cacing atau berbagai binatang di rawa.
Adalah Slamet pemilik ratusan bebek, jumlah tepatnya 125 ekor yang ia angon di rawa tersebut.
Kepada KabareSolo.com ia mengaku dari pagi sampai sore menggiring bebek di beberapa lokasi persawahan atau rawa yang memudahkan bebek-bebek ini mencari makan.
Slamet menandai bebeknya dengan cat warna merah pada sayap.
Tujuannya agar tak tertukar dengan bebek milik orang lain ketika dalam waktu bersamaan di lokasi yang sama.
Dalam kesempatan berbincang di sore itu Slamet bercerita tentang bebek-bebek miliknya.
Saat ditanya tentang bagaimana menghitung jumlah bebek tanpa terlewat satupun.
Ia pun menyampaikan kalau saat pulang bebek ia giring dalam jumlah sepuluhan untuk dihitung dan selama ini tak ada tercecer.
Namun tak dipungkiri beberapa bebeknya pernah hilang dimangsa binatang seperti luwak.
Slamet mengisahkan sejak usianya remaja ia telah menekuni bisnis bebek untuk diambil telurnya.
Hingga kini lima anaknya telah berkeluarga dan ia memiliki beberapa cucu.
"Saat ini pergantian musim sehingga enggak ada telur yang bisa ia panen," jelasnya dalam Bahasa Jawa halus.
Biasanya kalau musim kawin sehari ia bisa mendapatkan seratusan butir telur bebek.
Meski demikian ia mengaku bisnis bebek 'petelur' ini belum bisa membuatnya sejahtera.
Slamet menyebut 'gali lubang tutup lubang'Â merujuk pada utang untuk menutup utang sebelumnya.
Atau hasil bisnis bebek miliknya hanya bisa menutup kerugian saat bebek-bebek tak bertelur.
Lalu berapa jumlah bebek jantan dari 125 ekor bebek miliknya?
Bebek jantan memiliki tugas untuk kawini bebek betina dan nantinya bisa menghasilkan banyak telur.
Angka yang disebutkan Slamet tentu bikin geleng kepala.
KabareSolo.com mengira jumlah bebek jantan dari 125 ekor mungkin berkisar puluhan atau belasan, ternyata 5 jari tangan sudah kebanyakan.
"Tiga mas! " Sebut Slamet.
Ya dari 125 ekor bebek hanya 3 ekor bebek jantan yang siap 'bertempur' untuk telur.
Elok bukan, sungguh makhluk yang berdedikasi tinggi hehe.
Bebek-bebek milik Slamet merupakan satu contoh bisnis unik beternak untuk mendapatkan telur.
Bila biasanya beternak unggas menggunakan kandang-kandang yang telah disesuaikan dengan jumlahnya lalu diberi makan dan minum pada waktu tertentu ternak bebek di Jawa berbeda.
Cara yang dilakukan Slamet sudah lama dipraktikkan di beberapa tempat dan sering terlihat di Jawa Tengah dan sekitarnya.
Para peternak biasanya menggiring bebek-bebek di lokasi persawahan tapi tentu saja sawah yang belum ditanami.
Ada juga rawa-rawa yang banyak binatang kecil yang nantinya jadi santapan lezat bebek-bebek tersebut.
Tak jarang bebek-bebek itu bertelur di sawah atau rawa di sela-sela cari makan.
Peternak dengan sabar mengunpulkan telur-telur tersebut, bahkan ada juga anak-anak yang bermain bahkan sering menemukan beberapa telur. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
Post a Comment