Ini Penyebab Harga Telur Rp 30 Ribu Per Kg! Telur Murah di Pasar Gede Solo Bikin Nun Semringah
KABARESOLO.COM, SURAKARTA - Ada pemandangan berbeda di Pasar Gede pagi tadi, Jumat (20/7/2018) pukul 7.30 WIB.
Terlihat antrean rapi di sebuah stand depan Pasar Gede Kota Surakarta.
Seorang perempuan terlihat semringah meskipun harus ikut antrean panjang dengan warga lainnya.
Ia perkenalkan dirinya bernama Nun, seorang penjual sosis.
Senyumnya merekah seperti baru saja memenangkan doorprize di acara jalan sehat, ia ternyata sedang antre Pasar Murah Telur yang digelar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta di depan Pasar Gede Solo.
Di depan Pasar Gede memang ada hal yang berbeda, ada satu buah stand dengan ribuan telur yang siap dibeli dengan harga murah dan di sebelahnya ada tenda yang dipasang dengan belasan kursi yang tertata rapi.
Di belakang tertempel spanduk bertuliskan 'PASAR MURAH TELUR' lalu di bawahnya tertulis 'TPID SURAKARTA'.
Di bawahnya ada keterangan 'Solo, 20-26 Juli 2018' dan di kiri atas ada logo Bank Indonesia.
"Telur pernah capai harga Rp 30 ribu saya lupa kapan itu kalau sebelumnya Rp 27 ribu, sekarang di harga Rp 23.500 per kilogram. Nah kalau sekarang di Pasar Murah Telur hanya Rp 20 ribu per kilogram dan tiap orang dibatasi 2 kilogram," jelas Nun saat ditanya KabareSolo.com di lokasi kegiatan.
KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN PRASETIYO - Antrean warga saat digelar Pasar Murah Telur di depan Pasar Gede Solo. |
Ia mengaku sangat terbantu bila operasi pasar sering dilakukan karena ia butuh telur untuk sosis buatannya.
Harga telur yang dinilai ugal-ugalan bikin pusing dirinya, apalagi sebagai pedagang kecil, telur merupakan hal utama dalam sajian kuliner bikinannya.
Nun merupakan satu di antara puluhan orang yang berbaris rapi untuk mendapatkan telur murah yang diselenggarakan oleh TPID Kota Surakarta.
Pasar telur murah diselenggarakan di dua tempat yakni di Pasar Gede Solo dan Pasar Legi.
Pagi tadi merupakan acara seremonial Pasar Murah Telur yang dihadiri berbagai pejabat hingga Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
PENYEBAB HARGA TELUR NAIK
Naiknya harga telur bikin kaget sejumlah pihak, mulai dari distributor telur, para pihak terkait, pelaku pasar hingga TPID.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo/ Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi M Taufik Amrozy di hadapan wartawan mengatakan pihaknya selama ini telah melakukan serangkaian pengamatan.
"Saya lihat ini (harga telur) bergerak merangkak, sedikit-sedikit tapi cenderung naik, harusnya turun karena sebelam lebaran Rp 20 ribu hingga Rp 21.500. Habis lebaran turunnya gak terlalu banyak bahkan capai harga Rp 27 ribu, 26 ribu, terakhir berdasarkan PPIHPS (Papan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis) Online harga capai Rp 25 ribu, karena itu kita, TPID bersama stake holder terkait kami berinisiatif mengajak produsen bagaimana upaya mengatasi hal ini dan kita urai masalahnya," jelas Taufik.
Lalu apa penyebab harga telur bisa merangkak naik?
Taufik menjelaskan kalau ada beberapa hal yang dinilai menjadi pemicu seperti kelangkaan pakan jagung impor serta larangan penggunaan antibiotik ayam, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ayam dan rentan terhadap penyakit.
FOTO TIM HUMAS BANK INDONESIA - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo/ Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi M Taufik Amrozy (kiri) saat diwawancarai sejumlah awak media. |
Meski demikian menurut Taufik produksi telur masih tercukupi sehingga seharusnya tak perlu khawatir.
"Harga di kandang atau tingkat produsen tak bergerak banyak antara Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu di distributor margin Rp 500 sampai Rp 1.000 rupiah, di ujung kok sampai Rp 26 ribu sampai Rp 27 ribu," imbuhnya.
Maka dilakukanlah operasi pasar sebagai penyeimbang supaya ada rujukan harga kalau gak ada rujukan bisa semaunya sendiri.
Sementara itu Benny Irawan seorang peternak dan distributor telur besar yang menyuplai Pasar Murah Telur ini mengaku kalau selama ini ketiadaan rujukan harga membuat para pedagang seolah-olah membuat harga sendiri.
"Kalau bisa laku di harga Rp 29 ribu atau sampai Rp 30 ribu per kilogram siapa pedagang yang menolak," ujarnya di hadapan awak media.
Maka ia pun kemudian mengusulkan pada Wali Kota Solo agar kegiatan ini bisa dilakukan rutin dalam jangka waktu yang lama.
"Misalnya jam 6 sampai 7 pagi dijual dengan harga standar yakni Rp 20 ribu nah kalau sudah lebih dari jam itu silakan bisa tentukan harganya. Tentu kalau tiap hari sudah ada rujukan harga yang sesuai standar tentu pedagang tak seenaknya untuk memberi harga," jelas dia.
Menurut Benny dengan harga Rp 20 ribu per kilogram dan ia sebagai penyuplainya secara bisnis sudah mendapat keuntungan.
"Kalau dinilai kurang ya bisa kurang cukup ya sudah cukup tapi ini kan saya membantu sebagai warga yang lahir di Kota Solo mari sama-sama bergotong royong, saya siap untuk membantu," jelasnya.
Kepada KabareSolo.com pada hari itu suplai telurnya di Pasar Gede pada kegiatan ini 300 kilogram telur untuk awal dan sudah ada permintaan tambahan 150 kg telur.
Benny mengaku siap untuk menyuplai berapapun.
Terkait penyebab harga telur yang melonjak, ia pun menduga karena telah terjadi lonjakan harga pakan ternak.
"Naiknya Rp 300 rupiah sampai Rp 500 rupiah tiap kilogram dan katanya terimbas nilai tukar dollar," jelas pria yang memiliki peternakan luas hingga 500 ribu ekor ayam di Karanganyar ini.
BAKAL TIAP HARI
Sementara itu Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan kalau muncul rencana agar Pasar Murah Telur ini diadakan tiap hari agar harga telur stabil di pasaran.
Saat berikan sambutan ia meminta pihak terkait yakni TPID untuk membuat proposal yang ditujukan pada produsen atau distributor telur terkait kegiatan ini.
"Bikin proposal mengajak peternak untuk mengisi kios-kios jam 6 pagi sampai jam 10 bisa beli harga seperti sekarang, yang bagunnya pagi yang bangunnya siang ya rezekine disuda (dikurangi). Jam 10 tangine awan yo larang sitik ra popo (Pukul 10.00 WIB bangunnya kesiangan dapat harga mahal ya enggak apa-apa)," kata Rudy.
Menurut Wali Kota Solo tentu pemerintah akan berikan imbalan bagi pengusaha yang bersedia bekerjasama atau membantu dalam kegiatan ini.
"Apa yang bisa kita bantu, apa perizinan atau apa tentu yang tidak melanggar aturan," imbuh Wali Kota Solo.
WARNING KENAIKAN
Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia yang masuk ke KabareSolo.com TPID Kota Surakarta melakukan operasi pasar murah ini bertujuan untuk meredam gejolak harga telur yang naik di kisaran Rp 26 ribu per kilogramnya.
Hasil PIHPS terkait harga telur telah menunjukkan warning kenaikan harga yang melebar dari Harga Acuan Penjualan di Konsumen sesuai Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 27/M-DAG/PER/2017 yakni Rp 22.000 per kilogram.
Terkait hal ini TPID Kota Surakarta menggandeng PT Perusahaan Umum Daerah Pusat Pergudangan dan Aneka Usaha 'Pedaringan' Kota Surakarta (Perumda PAU 'Pedaringan' Kota Surakarta) dan distributor telur ayam ras untuk menstabilkan harga.
Selama satu pekan yakni tanggal 20-26 Juli mulai pukul 07.00 WIB akan dilaksanakan Pasar Telur Murah di dua lokasi yakni Pasar Gede dan Pasar Legi dengan total sebanyak 600 kilogram telur dijual ke konsumen dengan harga terjangkau. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
Berita Kota Solo Hari Ini - KabareSolo.com -Â Kabar Kota Solo Hari Ini - KabareSolo.com -Â Berita Solo Hari Ini- KabareSolo.com-Â Solo Hari Ini- KabareSolo.com -Â Kota Solo - KabareSolo.com - Kuliner Kota Solo - KabareSolo.com - Makanan Khas Kota Solo - KabareSolo.com.
Post a Comment