Wow Lihat Rancangannya! November 2018 Kota Solo Punya Destinasi Wisata Keren 'Bendung Karet Tirtonadi'
FOTO INSTAGRAM WALI KOTA SOLO - Animasi rancangan Bendung Karet Trtonadi yang target selesai pembangunan pada November 2018. |
KABARESOLO.COM - Kota Solo ke depannya makin keren, tak hanya perubahan konsep tentang Balai Kota Solo dengan pembongkaran pagar depan seperti diberitakan sebelumnya di KabareSolo.com tapi bermunculan destinasi wisata baru, Senin (18/6/2018).
Satu destinasi menawan yang akan muncul 'Bendung Karet Tirtonadi'.
Bendung Karet Tirtonadi akan jadi destinasi pariwisata baru di kawasan Gilimanuk yakni Gilingan, Manahan dan Nusukan.
Seperti disampaikan Wali Kota Solo FX Rudyatmo beberapa hari lalu, Bendung Karet Tirtonadi target pengerjaannya selesai Bulan November 2018, sehingga bertepatan dengan Bulan Ramadan tahun 2019 bisa dipakai untuk ngabuburit serta berwisata di pinggir Sungai Tirtonadi.
Dilihat dari rancangan gambar animasinya, Bendung Karet Tirtonadi bakalan jadi destinasi wisata yang menawan, luas, besrih, indah dan nyaman.
Ruang publik terbuka dengan jembatan di tengah untuk melihat bendungan air bisa jadi pilihan berwisata bareng keluarga maupun teman-teman.
Ruang terbuka yang luas memungkinkan jadi tempat piknik keluarga, dengan gelar tikar sambil buka ransum makanan dari rumah sambil menikmati aliran air Sungai Tirtonadi dengan tampilan baru bendungan karet.
FOTO INSTAGRAM WALI KOTA SOLO - Animasi Bendung Karet Tirtonadi yang bakal jadi destinasi wisata yang keren. |
APA ITU BENDUNG KARET?
Bendung karet merupakan hasil pengembangan jenis bendung yang baru.
Bila bendung yang lazim digunakan adalah bendung tetap, bendung karet merupakan bendung gerak.
Mekanismenya yakni dengan mengempiskan dan mengembangkan tubuh bendung dari karet.
Pertama kalinya bendung karet dibangun di Amerika Serikat pada tahun 1957 gunakan bahan tekstil.
Sementara pada tahun 1978 bahan tersebut dikembangkan menjadi serabut nilon yang dibungkus dengan karet sintetis.
Di Indonesia pembangunan bendung karet dimulai pada tahun 1990, pada penerapannya di lapangan banyak dijumpai berbagai masalah akibat rendahnya kinerja bedung.
Hal ini terjadi lantaran kurangnya dukungan teroi dan pengalaman, selain itu belum adanya perdoman yag dipakai untuk perencanaan bendung karet.
Namun zaman telah berubah, saat ini semua hal telah dirancang dengan matang dan memiliki standar baku yang optimal.
Semoga Bendung Karet Tirtonadi tak hanya jadi destinasi wisata tapi juga bermanfaat bagi para petani untuk mengairi sawah. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
Post a Comment