Solo Menari 2018, Ini Jadwal dan Rute Jalan yang Ditutup saat 5.000 Penari Gambyong Cantik Beraksi
IST - Event akbar 5.000 Penari Gambyong cantik akan meriahkan CFD di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah. |
KABARESOLO.COM, SURAKARTA - Kota Solo seolah tak berhenti untuk memberi kejutan, beberapa kali event-event besar kesenian selalu digelar dan kali ini bikin heboh, Kamis (26/4/2018).
Siapa sangka kegiatan rutin Car Free Day ada event kolosal, melibatkan banyak orang.
Dan kali ini tak sembarang orang lantaran sebanyak 5.000 wanita-wanita cantik yang memiliki keahlian menari, memeriahkan acara tersebut.
Humas Pemkot Surakarta merilis informasi dari jadwal hingga jalan yang ditutup.
Melalui keterangan yang diterima Redaksi KabareSolo.com event Solo Menari 2018 akan dilaksanakan pada Minggu (29/4/2018).
Event yang dibarengkan dengan kegiatan Car Free Day ini melibatkan 5.000 penari yang terdiri dari perwakilan sekolah, kelurahan, kecamatan, universitas, sanggar tari hingga masyarakat umum di Surakarta.
Wali Kota Solo FX Rudyatmo menyampaikan permohonan maaf karena event tersebut ada rute jalan yang ditutup pada jam tertentu terkait penyelenggaraan kegiatan ini.
Pada event Solo Menari pada Jumat (27/4/2018) atau besok pagi ini pada pukul 06.00 WIB akan dilakukan blocking dan gladi bersih 5.000 penari.
Sementara pelaksanaan kegiatan Solo Menari 2018 pada Minggu (29/4/2018).
Terkait pelaksanaan itu maka rute jalan dari arah Ngapeman - Bundaran Gladak termasuk jalur lambat akan ditutup.
"Kami mohon maaf karena sepanjang jalan dari arah NGAPEMAN - BUNDARAN GLADAK termasuk jalur lambat akan ditutup sementara," jelas Wali Kota Solo.
Penutupan jalan dilakukan pada saat gladi bersih dan saat pelaksanaan kegiatan antara pukul 06.00 hingga 10.00 WIB.
IST - Jalan yang ditutup saat kegiatan. |
Solo Menari 2018
Event prestisius ini dilaksanakan di Jalan Slamet Riyadi area Car Free Day.
Kegiatan dilaksanakan pada Minggu (29/4/2018) dimulai pada pukul 07.00 - 09.00 WIB.
Sebanyak 5.000 penari putri akan menarikan Tari Gambyong 3WMP karya Nanuk Rahayu lalu Tari Gambyong Pareanom karya Ngaliman (Alm) dan terakhir Tari Pergaulan.
Tari Pergaulan ini menari bersama dengan penonton.
Kegiatan menari ini diiringi gamelan yang dipimpin oleh Blasius Subono.
Tari Gambyong
Tari Gambyong merupakan salah satu tarian Jawa klasik yang asal mulanya dari Surakarta.
Tarian ini dibawakan untuk menyambut tamu.
Satu hal unik yang jadi ciri khasnya adalah, Tari Gambyong bukanlah satu tarian saja melainkan terdiri dari bermacam-macam koreografi.
Paling terkenal adalah Tari Gambyong Pareanom dengan beberapa variasi dan Tari Gambyong Pangkur juga dengan beberapa variasi.
Meski banyak macam, tarian ini memiliki gerakan yang sama yakni gerakan tarian tayub (tledhek).
Pada dasarnya Gambyong diciptakan untuk penari tunggal tapi sekarang sering dibawakan secara kolosal dengan banyak penari dengan menambahkan unsur blocking panggung.
Dan terciptalah tarian yang menyajikan garis dan gerak yang serba besar.
Merunut sejarah, berdasarkan Serat Centhini yakni kitab yang ditulis di masa pemerintahan Pakubuwana IV (1788-1820) dan Pakubuwana V (1820-1823) telah menyebut bahwa Gambyong sebagai tarian tledhek.
Pada masa pemerintahan Pakubuwana IX (1861-1893) seorang penata tari bernama KRMT Wreksadininingrat menggarap tarian rakyat ini agar layak untuk dipertunjukkan di kalangan para bangsawan atau priyayi.
Tarian rakyat ini telah berubah setelah diperhalus dan jadi populer, bahkan menurut Ny Bei Mardusari seniwati yang juga selir Sri Mangkunegara VII (1916-1944) Gambyog pada masa ini ditampilkan di hadapan para tamu di lingkungan Istana Mangkunegaran.
Perubahan penting terjadi pada tahun 1950, Nyi Bei Mintoraras seorang pelatih tari IStana Mangkunegaran pada ,asa Mangkunegara VIII membuat versi Gambyng yang dibakukan.
Hingga kini dikenal sebagai Gambyong Pareanom.
Koreografi tarian ini pertama kalinya di pertunjukkan pada upacara pernikahan Gusti Nurul, saudara perempuan MN VIII di tahun 1951.
IST - Rincian kegiatan Solo Menari 2018. |
Tarian ini kemudian populer dan disukai masyarakat luas hingga muncul versi-versi lain yang dikembangkan untuk masyarakat secara luas.
Gerakan tariannya terdiri atas tiga bagian yakni awal, isi dan akhir.
Dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan.
Ciri khas lainnya Tari Gambyong, pusat dari keseluruhan tarian terletak pada gerak kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala.
Gerakan kepala dan juga tangan yang terkonsep adalah ciri khas utama tari Gambyong.
Selain itu pandangan mata selalu mengiringi atau mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang arah jari-jari tangan juga merupakan hal yang sangat dominan.
Gerakan kaki harmonis seirama membuat tarian gambyong indah dilihat.
Rasa Syukur Panen Melimpah
Awalnya tarian ini merupakan tarian rakyat yang digunakan pada upacara ritual pertanian semacam doa untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah.
Dewi Padi (Dewi Sri) digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari.
Sebelum pihak keraton Mangkunegara Surakarta menata ulang dan membakukan struktur gerakannya, Tarian Gambyong ini adalah milik rakyat sebagai bagian upacara.
Kini, tari gambyong dipergunakan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan dan menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.
Sementara untuk pakaian para penari saat pertunjukkan bernuansa warna kuning dan warna hijau sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.
Sebelum tarian dimulai, selalu dibuka dengan gendhing Pangkur.
Teknik gerak, irama iringan tari dan pola kendhangan mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel. (KabareSolo.com/Rimawan Prasetiyo)
Post a Comment