Mie Ayam Mas Rudi Dekat Terminal Tingkir Salatiga Laris Manis Gara-gara Rahasia Ini
Â
KABARESOLO.COM - Apa yang bikin sebuah usaha kuliner bisa bertahan belasan tahun bahkan membawa peningkatan rezeki bagi pemiliknya?
Jawabannya ada banyak tapi yang terpenting adalah citarasa hidangan yang disuguhkan, pelayanan serta harga masakanannya.
Harga yang murah dan terjangkau jadi hal yang penting terutama kalau kuliner yang dibuat masuk kategori street food dan konsumen dengan ekonomi menengah ke bawah yang jadi sasaran.
Kali ini Redaksi KabareSolo.com yang jalan jalan di Salatiga, Jawa Tengah menemukan hal yang unik, mungkin hal ini telah lama terjadi tapi baru disadari saat ini, Kamis (11/1/2018).
Penulis memang menyukai mie ayam, kuliner jalanan khas yang sering dijumpai di Jogja, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Biasanya makanan jenis ini dijajakan menggunakan gerobak dorong, ada yang menjual plus bakso dalam gerobak dorongnya.
Namun kali ini penulis kembali mampir ke warung mie ayam langganan lokasinya di dekat Terminal Pos Tingkir, Suruh, Salatiga, Jawa Tengah.
Warung tersebut sudah eksis belasan tahun tepatnya sudah 15 tahun dan masih bertahan.
 "Sudah 15 tahun mas masih bertahan meskipun kini penjual mie ayam sudah makin banyak," ujar Mas Rudi.
Ayah satu anak ini bekerjasama dengan kakaknya membuka usaha mie ayam sejak 15 tahun di dekat Terminal Pos Tingkir.
Citarasa mie ayam buatan Mas Rudi tak perlu diragukan, enak dan bikin 'ketagihan'.
Harganya hanya Rp 8 ribu per mangkuknya, tak heran bila tiap hari seratusan mangkuk ludes terjual.
Penulis memang selalu mampir ke warung mie ayam Mas Rudi karena sajian mie nya yang enak.
Seperti diketahui, mie ayam khas di Jawa mienya bikinan sendiri biasanya campuran tepung dan kentang serta beberapa bahan lainnya.
Rasa gurih dan kenyalnya mie ditambah dengan kuah kaldu bikin makanan ini menjadi idola bagi kalangan menengah ke bawah.
Apa rahasianya hingga mie ayam Mas Rudi sangat lezat?
Mas Rudi pun sempat terdiam sepertinya tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan ini.
Ia pun menjawab kalau bumbu-bumbunya tak berbeda dengan mie ayam-mie ayam lainnya.
Namun terlihat ada satu botol bumbu yang menurutku adalah bumbu tambahan.
Biasanya mie ayam diberi bumbu yang di dalamnya campuran bawang rempah-rempah dan minyak sayur tapi Mas Rudi menambahkan satu lagi.
Menurutnya itu adalah air garam dan kecap manis yang dipanaskan.
Sepertinya bumbu ini yang menambah enak citarasa mie ayam.
Berpakaian rapi
Satu lagi yang mungkin bikin mie ayam Mas Rudi bisa bertahan belasan tahun adalah penampilan kokinya, tak lain Mas Rudi.
Mas Rudi mengenakan celana panjang kain warna hitam tak lupa dengan ikat pinggang hitam mengkilat dan atasan kemeja yang 'dimasukkan' rapi.
Baru kali ini penulis menjumpai warung mie ayam dengan koki masak yang rapi gunakan kemeja.
"Jangan-jangan habis kondangan ya mas?"
Mas Rudi pun membantah, ia memang setiap hari mengenakan kemeja karena telah terbiasa.
Ia tak memungkiri kalau kemeja yang ia gunakan satu bentuk penghargaan atau bertujuan untuk 'menghormati' konsumen.
Dan hal ini telah ia lakukan selama 15 tahun.
Penulis yang beberapa kali makan di tempat ini baru menyadari dengan penampilan rapi penjualnya.
Menginspirasi nih, penampilan rapi dengan kemeja keren dan dandanan klimis akan membuat konsumen nyaman.
Bukan hanya restoran bintang lima saja yang pelayan atau kokinya berpakaian rapi dan keren, meski warung mie ayam penampilan rapi dan menawan penting.
"Mas Rudi asli mana?" Tanyaku.
"Wonogiri."
"Wah pantas mie ayam dan baksonya enak." (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
KabareSolo.com - Mie Ayam enak dan murah di Salatiga. Selain enak Anda akan bertemu dengan penjualnya yang berpenampilan 'berbeda'. |
KABARESOLO.COM - Apa yang bikin sebuah usaha kuliner bisa bertahan belasan tahun bahkan membawa peningkatan rezeki bagi pemiliknya?
Jawabannya ada banyak tapi yang terpenting adalah citarasa hidangan yang disuguhkan, pelayanan serta harga masakanannya.
Harga yang murah dan terjangkau jadi hal yang penting terutama kalau kuliner yang dibuat masuk kategori street food dan konsumen dengan ekonomi menengah ke bawah yang jadi sasaran.
Kali ini Redaksi KabareSolo.com yang jalan jalan di Salatiga, Jawa Tengah menemukan hal yang unik, mungkin hal ini telah lama terjadi tapi baru disadari saat ini, Kamis (11/1/2018).
Penulis memang menyukai mie ayam, kuliner jalanan khas yang sering dijumpai di Jogja, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Biasanya makanan jenis ini dijajakan menggunakan gerobak dorong, ada yang menjual plus bakso dalam gerobak dorongnya.
Namun kali ini penulis kembali mampir ke warung mie ayam langganan lokasinya di dekat Terminal Pos Tingkir, Suruh, Salatiga, Jawa Tengah.
KabareSolo.com - Penampilan Mas Rudi yang berbeda dari penjual mie ayam lainnya. Selalu rapi dengan celana panjang kain dan kemeja. |
Warung tersebut sudah eksis belasan tahun tepatnya sudah 15 tahun dan masih bertahan.
 "Sudah 15 tahun mas masih bertahan meskipun kini penjual mie ayam sudah makin banyak," ujar Mas Rudi.
Ayah satu anak ini bekerjasama dengan kakaknya membuka usaha mie ayam sejak 15 tahun di dekat Terminal Pos Tingkir.
Citarasa mie ayam buatan Mas Rudi tak perlu diragukan, enak dan bikin 'ketagihan'.
Harganya hanya Rp 8 ribu per mangkuknya, tak heran bila tiap hari seratusan mangkuk ludes terjual.
Penulis memang selalu mampir ke warung mie ayam Mas Rudi karena sajian mie nya yang enak.
Seperti diketahui, mie ayam khas di Jawa mienya bikinan sendiri biasanya campuran tepung dan kentang serta beberapa bahan lainnya.
Rasa gurih dan kenyalnya mie ditambah dengan kuah kaldu bikin makanan ini menjadi idola bagi kalangan menengah ke bawah.
Apa rahasianya hingga mie ayam Mas Rudi sangat lezat?
Mas Rudi pun sempat terdiam sepertinya tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan ini.
Ia pun menjawab kalau bumbu-bumbunya tak berbeda dengan mie ayam-mie ayam lainnya.
Namun terlihat ada satu botol bumbu yang menurutku adalah bumbu tambahan.
Biasanya mie ayam diberi bumbu yang di dalamnya campuran bawang rempah-rempah dan minyak sayur tapi Mas Rudi menambahkan satu lagi.
Menurutnya itu adalah air garam dan kecap manis yang dipanaskan.
Sepertinya bumbu ini yang menambah enak citarasa mie ayam.
KabareSolo.com - Rapi banget kan? Meski berjualan mie ayam Mas Rudi selalu jaga penampilan untuk menghargai konsumennya. Wajib ditiru! |
Berpakaian rapi
Satu lagi yang mungkin bikin mie ayam Mas Rudi bisa bertahan belasan tahun adalah penampilan kokinya, tak lain Mas Rudi.
Mas Rudi mengenakan celana panjang kain warna hitam tak lupa dengan ikat pinggang hitam mengkilat dan atasan kemeja yang 'dimasukkan' rapi.
Baru kali ini penulis menjumpai warung mie ayam dengan koki masak yang rapi gunakan kemeja.
"Jangan-jangan habis kondangan ya mas?"
Mas Rudi pun membantah, ia memang setiap hari mengenakan kemeja karena telah terbiasa.
Ia tak memungkiri kalau kemeja yang ia gunakan satu bentuk penghargaan atau bertujuan untuk 'menghormati' konsumen.
Dan hal ini telah ia lakukan selama 15 tahun.
Penulis yang beberapa kali makan di tempat ini baru menyadari dengan penampilan rapi penjualnya.
Menginspirasi nih, penampilan rapi dengan kemeja keren dan dandanan klimis akan membuat konsumen nyaman.
Bukan hanya restoran bintang lima saja yang pelayan atau kokinya berpakaian rapi dan keren, meski warung mie ayam penampilan rapi dan menawan penting.
"Mas Rudi asli mana?" Tanyaku.
"Wonogiri."
"Wah pantas mie ayam dan baksonya enak." (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
Berita Kota Solo Hari Ini - KabareSolo.com -Â Kabar Kota Solo Hari Ini - KabareSolo.com -Â Berita Solo Hari Ini- KabareSolo.com-Â Solo Hari Ini- KabareSolo.com -Â Kota Solo - KabareSolo.com - Kuliner Kota Solo - KabareSolo.com - Makanan Khas Kota Solo - KabareSolo.com.
Post a Comment